Menulis itu bukanlah sebuah tuntutan.Tetapi menulis itu perlu pembiasaan. Dengan adanya pembiasan maka kita akan terbiasa mengalirkan ide dan gagasan kita dalam sebuah tulisan, terlebih dalam era giat literasi sekarang ini.
Setelah membuat ide pikiran maka tuangkanlah, walau sekecil apapun ide tersebut.
Begitu ada informasi layanan di web kesharlindung dikdas Kemendikbud tentang seminar nasional, dimana peserta mesti mengirimkan artikel 12 halaman hasil penelitian, best practice atau kajian pustaka. Penulis tergelitik untuk membuat tulisan. Hanya saja karena sudah beberapa kali membuat tulisan penelitian, maka anti mainstream ajalah...nyobain artikel non penelitian. Jadi disini membuat kajian kombinasi antara best practice dan kajian desktiptif kualitatif pustaka bertema karakter.
Beberapa malam cekrak-cekrek bolak balik cari buku dan refernsi buku. Dan..emg ing eng....jadilah 21 halaman. Lho koq kebanyakan. Edit lagi nih, kebetulan pas mudik lebaran di Rembang. Edit kebanyakan sekitar 8 halaman deh beberapa malam ..lho. Jadilah artikel dengan judul " Sangama Sebagai Penguat Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah".
Beberapa minggu kemudian akhirnya dinyatakan lolos sebagai presenter seminar. Senang pula menjadi bagian dalam kegiatan tersebut selain sebagai presnter, penulis mendapat kepercayaan sebagai protokol pembawa acara pembukaan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Jika rekan-rekan tertarik, silahkan "klik disini" ya...jangan lupa di komen ya...masak contohe mau padahala buat bermalam-malam, tinggal klik aja ndak mo komen .....terima kasih.
3 komentar:
Great jobs... Tularkan ide-idenya Pak
Mantap..Pak Heri. Ilmu yg ditularkan tidak akan berkurang.
Makasih yaa pak heri... Semoga ilmunya berkah...
Posting Komentar