Senin, 17 Agustus 2020

Kuadran Pembelajaran Daring

 

            Pandemi Covid-19 menyebabkan pembelajaran siswa di sekolah dihentikan untuk sementara oleh pemerintah. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahan strategi pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka  menjadi pembelajaran secara daring atau belajar dari rumah.

Belajar dari rumah berdasarkan surat edaran Mendikbud nomor 04 tahun 2020 sebagai pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang bermakna dan pendidikan kecakapan hidup. Strategi untuk memfasilitasi hal tersebut, guru harus menyiapkan materi pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap pengalaman dan kecakapan hidup siswa dari konsep-konsep sederhana di lingkungan sekitarnya.

Untuk mencapai hal tersebut maka perlu strategi pembelajaran yang tepat, karena pembelajaran langsung di tempat dengan pembelajaran dalam jaringan (daring) memerlukan media yang berbeda. Media pembelajaran daring merupakan kesatuan alat atau teknologi multimedia yang disebut sebagai e-learning. Menurut Mujiarto dan Simarmata (2019:77) e-learning merupakan cara membina kegiatan belajar menggunakan alat elektronik yang berdasarkan teknologi multimedia.

Dengan pernyataan tersebut salah satu alat yang digunakan dalam e-learning adalah handphone berbasis android, maka secara umum siswa dalam tanda kutip wajib memiliki dan menggunakannya. Kenyataan di lapangan tidak semudah apa yang dibayangkan. Data hasil pengelompokan dukungan alat pembelajaran menurut penulis ada 4 kelompok (kuadran)  seperti dijelaskan dalam diagram berikut;


Pada diagram tersebut, kuadran pertama diisi oleh siswa yang mempunyai motivasi dan dukungan peralatan media belajar online. Kuadran kedua diisi oleh siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar, tetapi mempunyai dukungan peralatan media belajar online. Kuadran ketiga diisi oleh siswa yang kurang mempunyai motivasi  belajar, tetapi mempunyai dukungan peralatan media belajar online, dan kuadran keempat diisi oleh siswa  yang kurang mempunyai niat belajar, dan tidak mempunyai dukungan peralatan media belajar online.

Dengan mengetahui empat kuadran tersebut, sekolah sebelum menerapkan pembelajaran daring seyogyanya untuk mendata kondisi siswa dari segi daya dukung perangkat hp dan juga keterjangkauan siswa dari jaringan internet. Berikut contoh tabel informasi ketersediaan HP untuk internet siswa.

Tabel Ketersediaan  HP untuk internet siswa


Dari tabel tersebut maka jika jumlah peserta didik memenuhi 100% dan pertimbangan jaringan internet memenuhi dari siswa maka kelas tersebut dapat melaksanakan pembelajaran daring.Tetapi jika persentase sekitar 60% ke atas sekolah dapat menerapkan pembelajaran daring yang dikombinasikan dengan tatap muka atau disebut semi daring. Tatap muka ini bukan berarti menerapkan pembelajaran di kelas, tetapi bisa berupa kunjungan guru ke rumah siswa yang tidak mempunyai sarana penunjang daring.

Jika persentase di bawah 50 % terkait ketersediaan alat pendukung dari siswa, maka sekolah perlu berpikir ulang dalam menerapkan pembelajaran daring dan jangan ngotot untuk memaksakan hanya untuk sekedar ikut-ikutan sekolah lain. Dari sinilah guru mempunyai peran yang penting bagaimana memompa semangat belajar dimana jika melaksanakan pembelajaran langsung masih belum diperbolehkan pemerintah karena pandemi Covid 19, dan disisi lain jika melaksanakan pembelajaran daring terkendala peralatan daring yang belum dipunyai oleh siswa.

Salah satu caranya adalah dengan pola seminggu sekali misal di hari senin perwakilan guru mendatangi rumah siswa, dimana siswa yang berdekatan rumahnya dianggap satu zonasi berkumpul disalah satu rumah siswa. Disini guru menjelaskan materi pelajaran secara umum. Setelah itu siswa diberi tugas mandiri mengerjakan tugasnya tersebut dan di hari sabtu guru dan siswa bertemu untuk membahas soal dan mengumpulkan tugas sebagai portofolio yang dibawa guru ke sekolah sebagagi arsip pembelajaran.

 Materi diskusi kunjungan siswa diambil dari KD yang dirasa penting dari silabus mata pelajaran dan tidak harus semua diajarkan. Guru dapat memberikan materi yang dapat memberikan rangsangan softkill siswa, misal sholat sunnah, hafalan surat Al-qur’an, bercocok tanam dengan hidroponik, atau membuat alat keterampilan yang bermanfaat, seperti APD berupa face shield dari botol bekas air mineral. Dengan materi yang terintegrasi keterampilan softskill tersebut maka selain mengkontekstualkan materi pembelajaran juga dapat melatih siswa dalam meningkatkan kecakapan hidup dan karakter mandiri. Harapan dari hal tersebut adalah siswa dapat menjadi generasi yang tangguh dalam menghadapi masa pandemi melalui pembelajaran daring kontekstual yang menyenangkan dan bermanfaat.

  

Referensi:

Mujianto & Simarmata Jannes. 2019. Multimedia Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Surat edaran Mendikbud nomor 04 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran covid 19


Penulis:

Hery Teguh Wiyono, S.Pd

Guru IPA 

SMP Islamiyah Widodaren Ngawi

Provinsi Jawa Timur

13 komentar:

Wijaya kusumah mengatakan...

peserta lomba blog nomor 66

belajaripa mengatakan...

Terima kasih inspirasinya om Jay

Moch Chabib Dwi K mengatakan...

Keren pak... Dapat komen dari om jay tambah mantab

belajaripa mengatakan...

Iya mas Chabib Om Jay memang menginspirasi ..seperti mas Chabib yang oye

Anonim mengatakan...

Terima kasih inspirasinya pak Hery. Setelah ini apalagi ya ilmunya? Kita tunggu bagi-bagi ilmunya.

belajaripa mengatakan...

saya masih tahap belajar menulis nih, terima kasih kunjungannya sahabat

Unknown mengatakan...

Artikelnya dari Pak Hery sangat mengisnpirasi👍
Terima kasih ilmunya

enniko mengatakan...

Artikel yang sangat menarik pak, terimakasih atas ilmu yang dibagikan.

belajaripa mengatakan...

EH...Ada sahabat lama gak ketemu ,...akhirnya melah njedul disini
hehee trm ksh

belajaripa mengatakan...

Terima kasih pak sis atas masukannya, sehingga dapat menjadikan tulisan saya selanjutnya lebih baik lagi

Unknown mengatakan...

Pembelajaran yg sangat mudah dalam kondisi pandemi

belajaripa mengatakan...

dalam kondisi pandemi sekolah perlu mengkaji situasi dan kondisi siswa jika siap bolehlah menerapkan pembelajaran daring,jika belum maka perlu kombinasi daring dengan luring yang disiapkan lebih terencana dan sistematis

Unknown mengatakan...

Pembelajaran yang luar biasa bisa dicontoh ni