Belajar dari rumah berdasarkan surat edaran Mendikbud
nomor 04 tahun 2020 sebagai pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman yang
bermakna dan pendidikan kecakapan hidup. Strategi untuk memfasilitasi hal tersebut,
guru harus menyiapkan materi pembelajaran yang dapat berpengaruh terhadap
pengalaman dan kecakapan hidup siswa dari konsep-konsep sederhana di lingkungan
sekitarnya.
Untuk mencapai hal tersebut maka perlu strategi
pembelajaran yang tepat, karena pembelajaran langsung di tempat dengan
pembelajaran dalam jaringan (daring) memerlukan media yang berbeda.
Media pembelajaran daring merupakan kesatuan alat atau teknologi multimedia yang disebut sebagai e-learning. Menurut Mujiarto dan
Simarmata (2019:77) e-learning merupakan cara membina kegiatan belajar
menggunakan alat elektronik yang berdasarkan teknologi multimedia.
Dengan pernyataan tersebut salah satu alat yang
digunakan dalam e-learning adalah handphone berbasis android,
maka secara umum siswa dalam tanda kutip wajib memiliki dan
menggunakannya. Kenyataan di lapangan tidak semudah apa yang dibayangkan. Data
hasil pengelompokan dukungan alat pembelajaran menurut penulis ada 4 kelompok (kuadran)
seperti dijelaskan dalam diagram
berikut;
Pada diagram tersebut, kuadran pertama diisi oleh siswa yang mempunyai motivasi dan dukungan peralatan media belajar online. Kuadran kedua diisi oleh siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar, tetapi mempunyai dukungan peralatan media belajar online. Kuadran ketiga diisi oleh siswa yang kurang mempunyai motivasi belajar, tetapi mempunyai dukungan peralatan media belajar online, dan kuadran keempat diisi oleh siswa yang kurang mempunyai niat belajar, dan tidak mempunyai dukungan peralatan media belajar online.
Dengan mengetahui empat kuadran tersebut, sekolah sebelum
menerapkan pembelajaran daring seyogyanya untuk mendata kondisi siswa dari segi
daya dukung perangkat hp dan juga keterjangkauan siswa dari jaringan internet. Berikut
contoh tabel informasi ketersediaan HP untuk internet siswa.
Tabel
Ketersediaan HP untuk internet siswa
Dari tabel tersebut maka jika jumlah peserta didik memenuhi
100% dan pertimbangan jaringan internet memenuhi dari siswa maka kelas tersebut
dapat melaksanakan pembelajaran daring.Tetapi jika persentase sekitar 60% ke
atas sekolah dapat menerapkan pembelajaran daring yang dikombinasikan dengan tatap
muka atau disebut semi daring. Tatap muka ini bukan berarti menerapkan
pembelajaran di kelas, tetapi bisa berupa kunjungan guru ke rumah siswa yang
tidak mempunyai sarana penunjang daring.
Jika persentase di bawah 50 % terkait ketersediaan
alat pendukung dari siswa, maka sekolah perlu berpikir ulang dalam menerapkan
pembelajaran daring dan jangan ngotot untuk memaksakan hanya untuk sekedar
ikut-ikutan sekolah lain. Dari sinilah guru mempunyai peran yang penting
bagaimana memompa semangat belajar dimana jika melaksanakan pembelajaran
langsung masih belum diperbolehkan pemerintah karena pandemi Covid 19, dan
disisi lain jika melaksanakan pembelajaran daring terkendala peralatan daring
yang belum dipunyai oleh siswa.
Salah satu caranya adalah dengan pola seminggu sekali
misal di hari senin perwakilan guru mendatangi rumah siswa, dimana siswa yang
berdekatan rumahnya dianggap satu zonasi berkumpul disalah satu rumah siswa.
Disini guru menjelaskan materi pelajaran secara umum. Setelah itu siswa diberi
tugas mandiri mengerjakan tugasnya tersebut dan di hari sabtu guru dan siswa
bertemu untuk membahas soal dan mengumpulkan tugas sebagai portofolio yang
dibawa guru ke sekolah sebagagi arsip pembelajaran.
Materi diskusi kunjungan siswa diambil dari KD yang dirasa penting dari silabus mata pelajaran dan tidak harus semua diajarkan. Guru dapat memberikan materi yang dapat memberikan rangsangan softkill siswa, misal sholat sunnah, hafalan surat Al-qur’an, bercocok tanam dengan hidroponik, atau membuat alat keterampilan yang bermanfaat, seperti APD berupa face shield dari botol bekas air mineral. Dengan materi yang terintegrasi keterampilan softskill tersebut maka selain mengkontekstualkan materi pembelajaran juga dapat melatih siswa dalam meningkatkan kecakapan hidup dan karakter mandiri. Harapan dari hal tersebut adalah siswa dapat menjadi generasi yang tangguh dalam menghadapi masa pandemi melalui pembelajaran daring kontekstual yang menyenangkan dan bermanfaat.
Referensi:
Mujianto &
Simarmata Jannes. 2019. Multimedia Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Surat edaran Mendikbud
nomor 04 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat
penyebaran covid 19
Penulis:
Hery Teguh Wiyono, S.Pd
Guru IPA
SMP Islamiyah Widodaren Ngawi
Provinsi Jawa Timur
13 komentar:
peserta lomba blog nomor 66
Terima kasih inspirasinya om Jay
Keren pak... Dapat komen dari om jay tambah mantab
Iya mas Chabib Om Jay memang menginspirasi ..seperti mas Chabib yang oye
Terima kasih inspirasinya pak Hery. Setelah ini apalagi ya ilmunya? Kita tunggu bagi-bagi ilmunya.
saya masih tahap belajar menulis nih, terima kasih kunjungannya sahabat
Artikelnya dari Pak Hery sangat mengisnpirasi👍
Terima kasih ilmunya
Artikel yang sangat menarik pak, terimakasih atas ilmu yang dibagikan.
EH...Ada sahabat lama gak ketemu ,...akhirnya melah njedul disini
hehee trm ksh
Terima kasih pak sis atas masukannya, sehingga dapat menjadikan tulisan saya selanjutnya lebih baik lagi
Pembelajaran yg sangat mudah dalam kondisi pandemi
dalam kondisi pandemi sekolah perlu mengkaji situasi dan kondisi siswa jika siap bolehlah menerapkan pembelajaran daring,jika belum maka perlu kombinasi daring dengan luring yang disiapkan lebih terencana dan sistematis
Pembelajaran yang luar biasa bisa dicontoh ni
Posting Komentar