Kamis, 03 November 2022

Koneksi Antar Materi_Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

 




Refleksi saya terkait pemikiran KHD pada intinya adalah “berhamba pada anak”  maksudnya adalah murid atau peserta didik kita dengan memberikan nuansa yang positif sehingga siswa aktif

          Berhamba pada anak artinya, mementingkan kepentingan anak dari segalanya. Ini terinspirasi dari pengalaman pribadi yang dialami Ki Hajar Dewantara terhadap anaknya sehingga menyebabkan penyesalan yang mendalam.

        Kata "menuntun" dalam konteks sosial budaya di daerah bisa dimaknai sebagai suatu usaha membawa seseorang ke kepada suatu hal yang baik untuk hidup di masyarakat.

        Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah kita harus bisa berusaha mempengaruhi karakter pada masing- masing dari peserta didik.

       
Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah  Kita harus bisa berusaha mempengaruhi karakter pada masing- masing dari peserta didik. Dalam membentuk karakter peserta didik kita harus menunjukkan keteladanan, dan memberi contoh yang baik kepada peserta didik. Misalnya seorang guru yang mendidik muridnya harus menunjukkan contoh yang baik ketika berbicara, menyampaikan materi, bersosialisasi, bertoleransi, menghargai orang sekitar, memperkenalkan budaya yang ada pada daerah tersebut dan lain sebagainya. Pendidikan tersebut akan membentuk pribadi anak menjadi manusia yang paham mengenai budaya yang ada didaerahnya, menjadi pribadi yang  baik suka menolong dan membantu sesama, serta bisa berguna bagi masyarakat sekitar, bangsa, dan juga negara.

        Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan kita para pendidik dalam menuntun murid untuk mencapai kekuatan-kekuatan kodratnya yang sesuai dengan alam dan zaman maka kita harus menggunakan azas Trikon.

        Kontinu, artinya seorang pendidik  harus menuntun murid dengan melakukan perencanaan dan pengembangan yang berkesinambungan menyatu dengan alam masyarakat Indonesia untuk secara berkesinambungan mewariskan peradaban.

        Konvergen, artinya seorang pendidik harus menuntun murid dengan pemikiran yang terbuka terhadap segala sumber belajar, mengambil praktik-praktik baik dari kebudayaan lain, dan menjadikan kebudayaan kita bagaian dari alam universal.

        Konsentris, artinya seorang pendidik harus menuntun murid dengan berdasarkan pada kepribadian karakter dan budaya kita sendiri sebagai pusat asasnya yang diyakini akan mampu menghadapi derasnya arus perubahan kodrat zaman seperti abad ke-21.

        Saya harus memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing unik dan berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik, memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran.

        Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran KHD:

        Tidak memberikan hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya, hal ini bisa dilakukan dengan kunjungan rumah atau home visit. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning) dengan demikian diharapkan siswa akan merasa diperhatikan dengan baik karena guru melaksanakan fan mengimplementasikan ajaran KHD dengan melayani dan Tut Wuri handayani

 

 

Tidak ada komentar: