Refleksi saya terkait pemikiran KHD pada intinya adalah
“berhamba pada anak” maksudnya adalah
murid atau peserta didik kita dengan memberikan nuansa yang positif sehingga
siswa aktif
Berhamba
pada anak artinya, mementingkan kepentingan anak dari segalanya. Ini
terinspirasi dari pengalaman pribadi yang dialami Ki Hajar Dewantara terhadap
anaknya sehingga menyebabkan penyesalan yang mendalam.
•
Kata "menuntun" dalam
konteks sosial budaya di daerah bisa dimaknai sebagai suatu usaha membawa
seseorang ke kepada suatu hal yang baik untuk hidup di masyarakat.
•
Untuk mewujudkan pendidikan anak yang
relevan dengan konteks sosial budaya di daerah kita
harus bisa berusaha mempengaruhi karakter pada masing- masing dari peserta
didik.
•
Untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya
di daerah Kita harus bisa berusaha mempengaruhi karakter pada
masing- masing dari peserta didik. Dalam membentuk karakter peserta
didik kita harus menunjukkan keteladanan, dan memberi contoh yang baik kepada peserta
didik. Misalnya seorang guru yang mendidik muridnya harus menunjukkan
contoh yang baik ketika berbicara, menyampaikan materi, bersosialisasi,
bertoleransi, menghargai orang sekitar, memperkenalkan budaya yang ada pada
daerah tersebut dan lain sebagainya. Pendidikan tersebut akan membentuk pribadi
anak menjadi manusia yang paham mengenai budaya yang ada didaerahnya, menjadi
pribadi yang baik suka menolong dan membantu sesama, serta bisa berguna
bagi masyarakat sekitar, bangsa, dan juga negara.
•
Ki Hajar Dewantara juga mengingatkan kita para
pendidik dalam menuntun murid untuk mencapai kekuatan-kekuatan kodratnya yang
sesuai dengan alam dan zaman maka kita harus menggunakan azas Trikon.
•
Kontinu, artinya seorang pendidik harus
menuntun murid dengan melakukan perencanaan dan pengembangan yang
berkesinambungan menyatu dengan alam masyarakat Indonesia untuk secara
berkesinambungan mewariskan peradaban.
•
Konvergen, artinya seorang pendidik harus
menuntun murid dengan pemikiran yang terbuka terhadap segala sumber belajar,
mengambil praktik-praktik baik dari kebudayaan lain, dan menjadikan kebudayaan
kita bagaian dari alam universal.
•
Konsentris, artinya seorang pendidik harus
menuntun murid dengan berdasarkan pada kepribadian karakter dan budaya kita
sendiri sebagai pusat asasnya yang diyakini akan mampu menghadapi derasnya arus
perubahan kodrat zaman seperti abad ke-21.
•
Saya harus memberikan tuntunan kepada anak
didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing unik dan
berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman yang sifatnya tidak mendidik,
memberikan teladan agar mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model
pembelajaran.
•
Yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran
KHD:
•
Tidak memberikan hukuman-hukuman kepada siswa,
lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang
siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan orang tuanya, hal
ini bisa dilakukan dengan kunjungan rumah atau home visit. Memberikan
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media pembelajaran
yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio, atau
pembelajaran yang berbasis permainan (game based learning) dengan
demikian diharapkan siswa akan merasa diperhatikan dengan baik karena guru
melaksanakan fan mengimplementasikan ajaran KHD dengan melayani dan Tut Wuri
handayani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar