Coaching pengembangan diri bertujuan untuk mengevaluasi perubahan-perubahan kehidupan, sekaligus menilai kekuatan dan kelemahan seseorang untuk meningkatkan bidang-bidang tertentu dalam kehidupannya. Seperti seorang atlet yang akan meminta bantuan coach dalam melatih dan mendukung dirinya untuk mencapai target di bidang olahraga. Seorang Coach pengembangan diri juga akan mendukung, mendorong dan mengajari seseorang teknik-teknik khusus untuk membuat seseorang merasa nyaman dan percaya diri dalam perubahan yang ingin dilakukan dalam hidupnya.
Coach bertujuan untuk membantu seseorang mengenali posisinya
saat ini dalam mencapai target dan bagaimana ia bisa sampai di sana, serta
mengidentifikasi potensi yang sudah ada dalam dirinya. Hal ini dapat dicapai melalui
serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk membantu seseorang mengenali,
menerima, dan membangun kekuatan dan kelemahan dirinya.
Seorang professional
coach tidak memberikan saran secara langsung dan tidak akan memberi tahu
apa yang harus dilakukan; tetapi dengan strategi seorang yang ahli, mereka akan
menawarkan panduan dan dukungan melalui rencana pengembangan diri yang
disesuaikan, agar seseorang dapat menetapkan tujuan yang realistis dan terus
bekerja pada perjalanan hidupnya di luar sesi coach.
Selain coaching,
ada beberapa metode pengembangan diri yang lain yang bisa jadi sudah kita
praktikan selama ini di sekolah yaitu mentoring, konseling,
fasilitasi dan training. Agar lebih memahami konsep coaching secara
lebih mendalam, ada baiknya kita juga menyelami perbedaan peran coaching dengan
metode-metode pengembangan diri tersebut. Untuk mengetahui perbedaan peran
tersebut, mari kita simak terlebih dahulu definisi dari masing-masing metode
pengembangan diri tersebut:
1.
Definisi mentoring
Stone
(2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana
seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong
menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan
dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan
pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan
yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.
2.
Definisi konseling
Gibson
dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara
konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian
diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers
(1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan
rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang
tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
3.
Definisi Fasilitasi
Shwarz
(1994) mendefinisikan fasilitasi sebagai sebuah proses dimana seseorang yang
dapat diterima oleh seluruh anggota kelompok, secara substantif berdiri netral,
dan tidak punya otoritas mengambil kebijakan, melakukan intervensi untuk
membantu kelompok memperbaiki cara-cara mengidentifikasi dan menyelesaikan berbagai
masalah, serta membuat keputusan, agar bisa meningkatkan efektivitas kelompok
itu.
4.
Definisi Training
Training menurut Noe,
Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003) merupakan suatu usaha yang terencana
untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan
pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
SUMBER:
https://www.loop-indonesia.com/coaching-untuk-pengembangan-diri/
https://lms26-gp.simpkb.id/mod/icontent/view.php?id=126716
Tidak ada komentar:
Posting Komentar