Kamis, 04 Maret 2021

Diskusi Pelestarian Naskah Kuno Milik Daerah Kab.Ngawi

      Pagi hari saat lagi asik-asiknya mendampingi siswa belajar daring via google meet tiba-tiba notifikasi panggilan WA muncul. Pak Fajar yang merupakan Kepala SMPN 2 Kasreman dan merangkap sebagai Kepala SMPN 1 Paron memberitahu bahwa kegiatan Temu Penulis di Dinas Arsipda Kabupaten Ngawi tidak bisa hadir karena ada bersamaan acara pertemuan di MKKS dan acara vaksinasi di kecamatan.

      Tentu saja aku langsung berpikir untuk bergegas ke perpusda, sehingga pembelajaran kolaboratif mapel IPA pada materi organ tumbuhan KD 3.6  segera aku tuntaskan. Sebagaimana rencanaku sebagai guru untuk mengaitkan pembelajaran dengan pendekatan STS ( Sains Technology Society) dimana siswa dapat menganalisa permasalahan sosial yang ada dengan menghubungkan materi untuk menghasilkan produk yang bermanfaat pada masa pandemi. Salut untuk seluruh siswa kelas 7A, sudah ada yang jadi produk handsanitizer dari bahan alami disertai video cara pembuatannya.

      Setelah sampai di Perpusda, tampak parkiran sudah berjubel banyak. Pikirku sudah banyak pengunjung, sehingga aku memarkir di sebelah timur gedung yang berada di sisi taman alun- alun yang makin aduhai cantiknya,...suuit- suuiit.

     Naik tangga pertama tampak seorang petugas dengan sigap dan ramah mengecek suhu badan, sekitar 35,5 derajat amanlah. Semprot-semprot dukulah pakai handsanitizer buatan sendiri dari kukit rambutan. Hmm adem ,,,segeer dan dikulit terasa lembut lho! Sebelum masuk ruang kegiatan, akupun mengentri daftar kunjungan via perangkat digital yang sudah disediakan. Jleep...nomer 10 pengunjung nih,... heheee.

      Masuk ruang aula kegiatan, kirain sudah banyak yang datang, Eh ternyata baru 3 peserta yang hadir. Disitu aku melihat Bapak Kabid yang sangat familiar, beliau adalah Pak Suyatno yang sangat ramah dan sering berkomunikasi dengan rekan-rekan guru penulis. Berbincang santai dengan beliau tak terasa hampir 15 menit menunggu, tampak peserta mulai berdatangan sekitar 30 guru yang masuk ruangan. Tampak banner megah terpampang di depan ruagan bertuliskan " Silaturahmi temu penulis lokal - Kegiatan Pelestarian Naskah Kuno Milik Daerah Kab.Ngawi" dimulai. Adapun summary acara sebagai berikut guys:

Judul kegiatatan

1. Pembukaan

2. Menyanyikan Indonesia raya

3, Doa

4. Sambutan ketua panitia : Bpk Suyatno, M.M

5. Sambutan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kab.Ngawi: Ibu Ir, Kartikawari Pinilih

            Dikatakan oleh beliau dalam sambutannya bahwa pintu perpustakaan selalu terbuka untuk guru dan masyarakat, Selain itu fungsi perpustakaan adalah sebagai fungsi transformasi berbasis inklusi sosial. Minat baca masyarakat dan literasi perlu ditingkatkan. Konsep literasi pada era sekarang konsep literasi tidak hanya sekedar membaca menulis dan berhitung saja, tetapi diharapkan untuk dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

        Pengertian naskah kuno yang disampaikan oleh bapak Suyatno adalah naskah yang berusia lebih 50 tahun. Naskah kuno merupakan benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini.  Warisan budaya tersebut ditulis dengan berbagai bahasa dan aksara yang merupakan WBTB (Warisan Budaya Tak Benda). 

      Acara dilanjutkan dengan diskusi dari guru penulis Ngawi yang hadir dengan membahas kearifan lokal Ngawi dan pembentukan grup penulis Ngawi dalam naungn Dinas Arsipda Ngawi, serta pembahasan bedah buku pada bulan Juni dengan menampilkan narasumber yang bergantian. jika tahun 2020 sebagai pembicara adalah Hery TW dengan karya "Pitutur Eksotika Bumi Orek-Orek" dan Wening Kusumastuti dengan karya "Pentul Melikan", maka pada tahun 2021 ada 3 pembicara yaitu Budi Hantara dengan karya "bunga Rampa Legenda Ngawi" , Riana  fathonatul dengan karya "Radjiman Wedyodiningrat" , dan  Aris yang berdomisi di Cupo Ngawi dengan karya "Kadipaten Gendingan".   Untuk Diskusi kegiatan dapat dilihat dalam rangkuman video berikut, dengan klik disini

    Dalam usaha pelestarian tersebut dalam diskusi yang dilakukan perlu kolaborasi antara guru penulis dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan daerah. Selain itu sinergitas instansi lain juga sangat diperlukan seperti Dinas Pariwisata dan kebudayaan Daerah yang juga perlu didukung pejabat publik pemerintah daerah. Semoga Ngawi dapat mencapai literasi yang baik dan unggul, .... Aamiin.







Tidak ada komentar: